Si Nggak Tahan Capek: Review Buku Be Obsessed or Be Average GRANT CARDONE
Oke, halo. Suatu kali, saya pernah baca seseuatu seperti ini:
Saya cuma lagi capek perihal scrolling-scrolling lowongan kerja yang nggak ada satupun yang sesuai kriteria saya. Perusahaan menuntunya banyak sekali. Minta pengalaman dan menaruh kata 'tanggung jawab' begitu berat di pundak.
Saya kan maunya dibimbing. Meski udah graduate dan nggak fresh-fresh amat tapi kan saya maunya diajarin. Gaji besar, lingkungan baik, tekanan kerja sedikit. Supaya bisa step by step menjadi bagian tim dan menghasilkan. Kalau dilepas gitu aja dikasih tanggung jawab, saya takut. Gamau juga.
Apalagi kalo tempatnya jauh, saya nggak ada kendaraan, siapa yang anter jemput, terus makan siang gimana, dimana, lauknya apa, pokonya ga boleh menyalahi menu eat cleansing saya yang lagi diet merawat diri ini.
Sudah begitu kalau mental saya lagi nggak stabil, terganggu, atau saya lagi lelah, tolong jangan dipaksa. Semua orang butuh waktu buat menyendiri dan jangan digonggong-gonggong soal kerjaan. Mohon pengertiannya ya. Gimana saya mau kerja maksimal kalo mental health saya aja kalian ga paham?
Phew.
Saya mau meludah rasanya.
Tulisan di atas, barangkali adalah alasan mengapa sebagian anak muda nggak dapet-dapet kerja.
Mereka maunya perusahaan yang cocok sama mereka. Bukannya mereka yang upgrade skill buat memenuhi permintaan perusahaan.
Pada kenyataannya, banyak fresh graduate yang nggak siap kerja, dan yang udah nggak fresh kebingungan mau uprade skill apa karena nggak mau berkorban dan nggak siap dengan resikonya.
Akhirnya, manusia-manusia tidak berkualitas terus terlahir. Publik hanya menambah angka pengangguran sedang perusahaan tetap saja susah cari karyawan. Aneh banget. Tapi ini yang terjadi.
Apa yang dibisa tidak sejalan dengan apa yang dimau. Tidak mau berkorban, maunya enak tapi nenek moyang nggak punya perusahaan. Terus solusinya gimana bang?
Solusinya?
Berubah, sayang. Nggak ada yang akan berubah kalo nggak ada yang diubah. Karena kita nggak bisa menentukan orang, maka kitalah yang menentukan diri kita sendiri.
Sayangnya kita nggak sespesial itu buat ditugguin dunia. Setiap hari kudu lari, lari lari. Yang kalau kata Grant Cordone, kita harus terobsesi.
Obsesi adalah satu-satunya cara kita bertahan di dunia ini. Keinginan yang kuat, bahkan cenderung gila yang merupakan pemusatan energi tingkat tinggi pada sesuatu hal.
Obsesi bisa dikembangkan pada lebih dari satu objek. Artinya, manusia memungkinkan memiliki banyak obsesi. Artinya, banyak yang bisa kita raih.
Cuma syaratnya harus tepenuhi: hilangkan keraguan, berkorban, siap dibenci, dan selalu mendominasi. Alias, siap-siap Anda jadi gila. Karena mimpi yang gila juga mengorbankan usaha yang gila. Dan percaya atau tidak, semua manusia punya kegilaan itu.
Kata Grant Corndone dalam bukunya berjudul BE OBSESSED OR BE AVERAGED, obsesi adalah sesuatu yang sudah ada di dalam diri kita. Ada yang mampu menariknya keluar jadi produktivitas, ada yang menyerah padanya sehingga banyak energi terbuang dan kegiatan tidak efektif yang dikerjakan seseorang.
Sesungguhnya, bentuk kesia-siaan suatu kegiatan itu adalah ungkapan frustasi seseorang karena tidak bisa mengejar obseseinya. Sehingga dia terobsesi melakukan hal lain. Menjadikan waktu sebagai sampah kendati uang yang bisa berlimpah.
Orang ini, adalah orang rata-rata. Sialnya, dia ingin semua orang seperti dirinya karena Ia iri tidak bisa mengejar obseseinya. Yang sering mereka katakan adalah. "udahlah. Hidup mah nggak usah dikejar banget secukupnya aja."
....
Agak kasar dan berat sih. Dan untuk kita yang percaya akhirat memang cukup menentang ya, tapi secara konsep pengembangan diri, saya setuju.
Manusia mestinya punya kekuatan tak terhingga untuk mengubah dunia. Sudah banyak orang melakukannya. dan mengapa kita tidak menjadi salah satunya?
Anda punya pilihan mau jadi terobsesi atau jadi rata-rata. Dan kitapun tahu bahwa mencoba lalu gagal jauh lebih baik dibanding tidak melakukan apa-apa.
Allah SWT dalam Q.S. Al-Adiyat juga telah menyindir kita perihal ini. Kata-Nya, manusia cemen, kalah sama kuda yang selalu nurut apa kata Tuannya. Dicambuk lari, dikekang, berhenti. Lah ini manusia, padahal punya akal malah susah banget taat. Malu sama kuda.
Kerjanya protes, maunya yang gampang. Sebenarnya, kita kebanyakan menolak mimpi kit untuk maksimal. Akhirnya gini deh, rata-rata.
Buku BE OBSESSED OR BE AVERAGED ini bisa dibilang buku yang bagus buat menampar (jangan tampar beneran ya). Isinya 252 halaman penuh motivasi berapi-api yang membakar siapapun yang membacanya.
Kalau mau diandingkan dengan tulisannya James Clear di atomic Habits, buku ini bisa dibilang sangat nggak sabaran.
Dia menuntut perubahan besar-besaran seolah nggak ada titik balik buat yang memulai kecuali anda pengecut. Galak sekali. Cocok buat yang hobinya malas-malasan dan selalu meyalahkan keadaan.
Kalau untuk pembaca dewasa yang punya pertimbangan matang, tentu buku ini agak tidak masuk akal. Tapi bukan dalam artian yang buruk. Sebab Grant Cordone berniat membangkitkan semangat. Bidangnya seperti menyentuh jiwa yang tidur dan cuma kepikiran rebahan tapi pengen sukses.
Jalan lika-liku pada segmen Penentang dan Pembenci pun cuma diceritakan dari sudut pandang perasaan. Bukan manual book seperti atomic habits. Kalau mau baca buku motivasi from zero to hero, ini bagus sekali. Kalo kurang motivasi, buku ini juga rekomended.
Grant Cordone adalah seorang yang materialis. Semua aspek keberhasilan hidup secara sosial, material, kesehatan dan lain-lain baginya ada di koridor obsesi yang sama. Bukan dipisah menjadi life balance yang kita kenal. Akibatnya memberi kesan cukup satu kekuatan, dunia tunduk di kaki.
Yang butuh suntikan api semangat, buku ini sangat direkomendasikan. Kata-katanya memotivasi dan menusuk. Sederhana dan mudah dipahami. Dan yang paling penting, sangat membangkitkan gairah obsesi. Buat yang nggak tahan capek kayak cerita awal di atas, sangat disarankan dipukul pake buku ini sambil teriak di kupingnya,
"JANGAN NGELUH MULU. USAHA!"
-------
Pengalaman membaca: 3/5
Tampilan: 3/5
Pemahaman Isi: 3,5/5
Komentar
Posting Komentar