Puisi: Terjemah Gelisah



Aku

ditertawai keberanian akan langkahku yang kikuk

Tak kunjung pandai melenggokkan tarian 'menunggu'

Digenggam jemari gugup

Direngkuh rasa takut sekedar mencuri bayang di persimpangan.

Hei, berapa musim berlalu?

Sejak garis bibirmu jatuh di hatiku,

kujual diriku pada waktu

Barangkali kalau tabunganku cukup,

Sudikah kau duduk berdua denganku?

Biar kutahu namamu

‘Tuk sepucuk rindu yang belum redup

Jakarta, 20 Januari 2021


Komentar

Postingan Populer