IndiHome: Internet Terbaik Untuk Pendidikan Terbaik
Saya mungkin bukan guru, tapi sejak bulan Mei kemarin hingga bulan Juli kii berjala, anak-anak di sekitar komplek rumah Saya ramai berkumpul untuk daftar sekolah.
Bagi teman-teman yang belum tahu, saat ini jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP, maupun SMA dan SMK semuanya harus mendaftar online untuk masuk ke sekolah yang Mereka mau. Artinya, kalau tidak ada internet, berarti tidak bisa daftar online. Kalau tidak bisa daftar, berarti tidak bisa sekolah.
Tamat.
Eitss, ya jangan dong.
Sudah begitu masalah nggak berhenti disitu saja sekalipun sudah bisa mendaftar. Yang namanya server penuh, web down, sampai internet eror tidak kuat mengakses sudah jadi batu-batu rintangan yang mewarnai bocah-bocah Saya memilih sekolah.
Saya stay laptop dari pagi, jaga-jaga tidak kelewat daftar dengan waktu log in secepat mungkin. Ini kalau internetnya nggak mumpuni, rasanya jantung jatuh ke usus. Deg-degan, coy.
Untung nomor hape Saya tergabung dalam Telkom Indonesia. Sehigga ketika mengakses web PPDB Online baik yang dari DKI maupun Kemenag, tidak ada kendala. Alhamdulillah~
Sinyal IndiHome di ujung genteng memancar mantap, lah. Jadi Kami bisa bikin waktu pendaftaran maksimal. Kami lho, ya. Artinya bukan satu dua orang yang pakai. Sebab hari itu Saya, anak-anak dan orang tua yang datang kalau ditotal bisa tujuh perangkat yang tersambung.
Kebutuhan upload berkas, data, compress file dan lain sebagainya sudah tentu makan banyak waktu. Tapi karena internet yang Saya pakai adalah IndiHome, jadi nggak lama-lama tuh deg-degannya. Nggak pakai muter-muter lama dan berjalan secepat laju cheetah, asik.
Lantas ketika sudah upload, Saya sama bocah-bocah itu bersorak gembira melihat halaman seleksi masih sepi tapi sudah ada nama Mereka di sana.
Artinya, orang-orang masih pada di jalan, kita sudah sampai duluan. senang banet merasakan kencengnya Internet Indonesia ini.
Habis itu dag-dig-dug jantung berpindah ke seleksi antara nilai-nilai siswa. Mulailah seiring berjalanya waktu, nama Mereka tergeser. Waktu seleksi umumnya dua sampai tiga hari. Asalkan bisa bertahan sampai hari ketiga jam tiga sore, maka lolos lah Mereka dari medan peperangan.
Hari-hari itu rasanya panjanggggggg sekali.....
Apalagi kita harus mengecek web PPDB setiap saat, melihat sudah sampai mana tertendang dan terlempar, sejauh mana tersikut.
Makanya penting punya internet tidak putus-putus. Stay kapanpun dan jam berapapun tidak peduli jam sibuk atau bukan. Sambil makan cek, sambil mandi cek, bahkan sebelum tidur juga cek. Saya bahkan pernah mengecek jam dua pagi untuk melihat dimana posisi nama Mereka.
Kalau sudah hilang, paginya menangis, hiks.
Makanya penting sekali buat Saya punya sobat internet yang sedia melek menemani jam-jam overthinking Saya kala memantau nama para bocah. Buat Saya cari passing grade yang masih rendah, buka google maps untuk memastikan jaraknya terjangkau atau tidak, bahkan sampai mencari jurusan apa yang disediakan sekolah.
Saya nggak beerhenti-berhenti cari info dari media satu ke media lainnya. Loncat kesana-kemari udah kayak bajing loncat sambil keringat dingin apalagi kalau webnya eror.
Seenggaknya berkat internet yang nggak ngambek, loncat Saya bisa lebih cepat dan lebih efisien waktu. Wah, bersyukur betul deh rasanya. Beban pikiran Saya jadi cukup fokus ke bocah, bukan fokus ke jaringan.
Akhirnya, alhamdulillah 'ala kulli hal, asik. Bocah-bocah Saya dapat sekolah negeri yang udah jauh-jauh hari Mereka pikirkan strategi cara masuknya. Alhamdulillah pakai IndiHome, sehingga manfaat internet sungguh berasa buat bocah-bocah Saya dan tentunya Saya juga.
Makanya kalo IndiHome dapat trademark Internetnya Indonesia, nggak berlebihan sih. Soalnya pas banget.
Ciao!
#IndiHomeBlogCompetition2022
#InternetnyaIndonesia
#AktivitasTanpaBatas
Komentar
Posting Komentar