Review Buku Imperium III Eko Laksono

Judul                     : Imperium III

Penulis                  : Eko Laksono

Jumlah Halaman   : 716

Cover                     : Soft Cover

Tahun Terbit          : 2010

Penerbit                 : Mizan-Hikmah


Kalau Anda ingin mencari tahu tentang keseluruhan sejarah dunia tapi bingung mau belajar dari mana, buku ini bisa jadi opsinya.

Saya baca kurang lebih tiga bulan dengan pengalaman luar biasa menjelajahi ruang dan waktu dalam imajinasi di kepala Saya.

Mulai dari masa keemasan Islam Abbassiyah, keruntuhannya, zaman kegelapan Eropa, Rennasisance, sampai ke Negeri Matahari Terbit di timur nun jauh di sana, Jepang.

Saya ketemu banyak tokoh-tokoh hebat seperti Khalifah Harun Al-Rasyid, Salahuddin Al-Ayyubi, Ratu Elizabeth I, Napoleon Bonaparte, Hitler, sampai samurai-samurai pemberani dari klan Satsuma dan Choso. Saya juga ketemu banyak pengusaha dan presiden-presiden Amerika yang luar biasa seperti Roosevelt.

Kejadian-kejadian bersejarah juga saya rasakan lewat kata-katanya. Sejak bagaimana Perang Salib bermula, pidato pada pasukan Inggris di Tilbury, pertempuran musim dingin di Rusia, The Great Depression, sampai kejadian bom Nagasaki dan Hiroshima.

Gaya Pak Eko bercerita ini runtut, ringkas, tidak bertele-tele. Namun entah bagaimana terasa megah seperti seorang Bapak membawa anaknya belajar ke Museum. Sarat makna, mudah dipahami bagi yang belum pernah belajar sama sekali.

Beliau mengerucutkan poin-poin sejarah menjadi dua inti secara keseluruhan, yakni masa kehancuran dan masa kejayaan.

Di antara itu, akan ada proses belajar dan pembangunan yang dialami oleh masing-masing tokoh berpengaruh yang menjadi pondasi kemajuan bangsanya. Inilah inti bukunya.

Soal bagaimana Imperium, tak peduli ada ras dan agamanya, masing-masing dapat mencapai puncak keberhasilan dengan satu formula yang sama.

Begitulah tujuan yang saya tangkap dari Pak Eko ketika menulis buku ini, agar pembaca bisa memahami caranya membangun masa keemasan lewat benang-benang sejarah yang dirajut jadi cerita.

Dan formula itu adalah terus belajar.

Namun sayangnya, buku ini hampir 95% full tulisan. Ada beberapa gambar di awal memang, namun gambarnya kurang jelas.

Jadi bagi teman-teman yang mudah bosan dan mengantuk, saya sarankan baca buku ini pelan-pelan per topik pembahasan saja supaya lebih meresap ilmunya.

Kekurangan yang lain adalah ada beberapa istilah akademik yang kurang familiar dan tidak dijelaskan di dalam buku. 

Ada pula beberapa kejadian yang tidak dijelaskan detil karena sepertinya penulis menganggap hal tersebut sudah jadi asumsi dasar yang semua pembaca sudah tahu.

Jadi kalau mau paham detil harus cari sumber informasi sendiri.

Secara keseluruhan, Bagi Saya buku ini sangat menarik dan bergizi. Buku ini bukan hanya bercerita tentang sejarah, tapi juga inspirasi dan motivasi. Tak hanya dengan kata-kata dan angan-angan, melainkan fakta sejarah yang sudah kejadian.

⎯⎯⎯⎯⎯

"Jika sebuah bangsa terbelakang ilmunya tetapi memipikan kebebasan, 

maka Ia mengharapkan apa yang tidak pernah ada, dan tidak akan pernah ada."

-Thomas Jefferson (1743-1826), Amerika.

⎯⎯⎯⎯⎯⎯

Tampilan: ☆☆☆

Isi            : ☆☆☆☆☆

Kemudahan Pemahaman : ☆☆☆☆

Pengalaman Membaca     : ☆☆☆☆☆



Komentar

Postingan Populer